Banyak cara untuk mentoring.

Mentoring, mungkin merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam beraktivitas di kampus, atau mungkin lebih khususnya pada kegiatan keagamaan. Walaupun banyak juga mentoring-mentoring yang lebih bersifat umum, seperti pada mentoring di organisasi kemahasiswaan ataupun mentoring pada acara kaderisasi/ penyambutan mahasiswa baru. Kegiatan mentoring pun dapat dilakukan mulai dari tingkat unit, HMJ, LDPS, LDF, KM, bahkan sampai pada tingkat Masjid Kampus. Pada dasarnya mentoring sama dengan membina, yaitu membangun, mendirikan, atau mengusahakan supaya lebih baik (berdasarkan KBBI). Sedangkan prosesnya adalah Pembinaan, yaitu proses, cara, perbuatan membina atau usaha, tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik. Mengingat bahwa mentoring (urgensinya) sebenarnya adalah untuk proses pendewasaan. Pendewasaan disini merupakan cara, perbuatan menjadikan dewasa, sehingga kedewasaan yang dicapai pun akan beragam, menjadi sangat luas, seperti kedewasaan dalam memahami Islam, kedewasaan dalam berilmu sesuai dengan bidang yang ditekuni, kedewasaan dalam mensikapi masalah, kedewasaan dalam memilih keputusan, bahkan kedewasaan dalam bergaul atau mengenal karakter manusia. Oleh karena itu, dalam melaksanakan suatu pembinaan/ mentoring, maka diperlukan metode-metode yang tepat dan efektif sehingga dapat berpengaruh besar bagi perkembangan orang dibina.

 

Metode-metode yang berpengaruh terhadap pembinaan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan dengan Keteladanan (Uswah)
Keteladanan bagi seseorang merupakan hal yang penting dalam pembinaan dirinya. Dalam hal ini, seseorang akan cenderung untuk meniru dan bertindak sesuai yang  apa yang sering dia lihat dan apa yang dia teladani. Faktor keteladanan ini wajib diperhatikan dalam proses penanaman nilai-nilai pada seseorang (anak, remaja, mahasiswa, dll).

b. Pembinaan dengan Nasehat (Tausiyah)
Nasehat adalah suatu metode pembinaan dengan tujuan mengarahkan dan memotivasi secara kontinu orang yang dibina. Nasehat ini besar pengaruhnya terhadap jiwa seseorang dan membuka jalan pemahaman dalam menguak potensi dirinya, menghancurkan kejumudan, dan menanamkan keistiqomahan seseorang dalam menjalani proses pembinaan selanjutnya. Bentuk penyampaian nasihat ini dapat dilakukan dalam berbagai cara sesuai dengan kapasitas pemahaman orang yang dibina, sehingga dapat menggugah remaja untuk memperbaiki dirinya. Sumber-sumber nasihat ini terutama dari Al-Qur’an dan Hadits Rasululloh saw.

 

c. Pembinaan dengan Cerita (Kisah)
Cerita/ kisah merupakan hal yang paling dapat menarik minat seseorang. Melalui pemberian kisah, seseorang dapat mengambil pelajaran (ibrah) dan hikmah yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas dirinya (ketaqwaannya). Pembinaan dengan kisah akan dapat melibatkan seluruh potensi seseorang baik fisik maupun perasaan sehingga berguna bagi pengembangan seluruh aspek kehidupannya. Penyampaian kisah dapat dilakukan dengan berbagai cara (tentunya yang ahsan) baik itu secara klasikal atau bahkan secara teaterikal. Adapun jenis kisah yang disampaikan adalah kisah-kisah yang bersifat inspirasi, teladan, motivasi, atau bahkan renungan.

 

d. Pembinaan dengan Kebiasaan

Kebiasaan mempunyai kedudukan yang istimewa dalam kehidupan manusia. Pembinaan dilakukan dengan membiasakan seseorang untuk memanfaatkan setiap detik kehidupannya sebagai suatu rangkaian ibadah yang berguna bagi dunia dan bermanfaat untuk akhirat kelak.

e. Pembinaan dengan musyawarah / dialog / diskusi
Pembinaan dengan musyawarah ini dapat menghantarkan seseorang ke tingkat pemahaman yang lebih baik. Terlebih lagi di usia muda, sehingga dapat muncul sikap kritis, senang berdebat dan berdiskusi, seiring dengan perkembangan intelektualnya.

 

f. Pembinaan dengan penyaluran Kekuatan / Potensi

Pembinaan dilakukan dengan mengaktifkan kekuatan-kekuatan yang tersimpan dalam jiwa dan raga seseorang sehingga potensi yang tersimpan tidak terkubur. Potensi dan kekuatan seseorang ditumbuhkan dan disalurkan untuk hal yang positif dan membangun, serta menumbuhkan kreativitas.

 

g. Pembinaan dengan Memberikan Tanggung Jawab/ Amanah
Pembinaan dengan memberikan tanggung jawab bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinannya,, membangun identitas diri seseorang dan mengembangkan kedewasaan orang yang dibina sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Metode pembinaan ini juga memungkinkan untuk mengikutsertakan sebanyak mungkin partisipasi aktif seseorang dalam aktivitas pembinaan. Pembinaan seperti ini misalnya dengan memberikan tanggung jawab kepada orang yang dibina untuk menangani amanah  kepengurusan atau pelaksanaan suatu kegiatan.

 

h. Pembinaan Melalui Peristiwa
Pembinaan ini dilakukan dengan membawa seseorang untuk melihat, memahami, dan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang disaksikannya. Hal ini berguna untuk mengasah, membina, dan memperkokoh jiwa seseorang sehingga timbul semangat, kemauan, dan keinginan orang yang dibina untuk tumbuh dan berkembang.

i. Pembinaan dengan Memberikan Perhatian
Pembinaan ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang mempunyai potensi dan sifat yang berbeda. Karena itu salah satu metode pembinaan yang dapat dikembangkan adalah dengan memberikan perhatian kepada orang yang dibina sesuai dengan keberadaan orang yang bersangkutan (secara fardhiyah, pribadi). Dengan memberikan perhatian, maka seseorang dapat memantapkan dirinya untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul dari interaksi mereka dengan lingkungan.

 

j. Pembinaan dengan Memberikan ‘Iqab (Hukuman)
Pembinaan ini bertujuan untuk membina keistiqamahan seseorang dalam menjalani program kehidupan yang ia buat. Metode yang dikembangkan adalah dengan memberikan iqab (hukuman) kepada diri seseorang karena kelalaian yang telah ia lakukan. Tentunya, bentuk iqab ini haruslah dengan cara dan metode yang baik sehingga dapat menanamkan azam pada diri seseorang untuk mau berbuat lebih baik di masa depan.

So, mentoring yang dilakukan akan jadi lebih ayik kan?

Referensi tulisan: Tarbiatul Aulad I dan II,  Abdullah Nasih Ulwan

Tinggalkan komentar