Karena segala sesuatu sudah ada kadarnya…

“Semua sudah dibuat oleh Tuhan, tugas manusia adalah menemukan sesuai dengan kadarnya.” (Pak Ahmad Nuruddin)


Yup, begitulah kira-kira intisari ucapan beliau ketika kami (saya, badru,rifqi, dan jay) melakukan kegiatan bimbingan tugas akhir di awal tahun ini, serta untuk pertama kalinya kami berinteraksi dengan lab pemrosesan material. Banyak hal yang beliau bagikan kepada kami, mengenai nasehat, motivasi ataupun mengenai tujuan dalam melakukan tugas akhir kami.

 

Yang menarik perhatian saya adalah pada kata ‘kadar’, seperti yang tercantum pada kalimat awal dalam tulisan ini. Pengertian kata ‘kadar’ (qadar) berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ketentuan, takaran, kesesuaian, ataupun ukuran.  Berdasarkan firman Allah,

“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadar (ukuran, aturan)” (QS. Al Qamar: 49).

Dari pengertian dan ayat di atas, maka akan didapatkan bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan aturan yang pasti dan dengan ukuran yang tertentu, bukan karena suatu kebetulan. Kadar tersebut juga dituangkan ke dalam bentuk hubungan sebab dan akibat, yang tidak akan berubah dan berselisih. Yang artinya, dari sebab hubungan sesuatu dengan sesuatu yang lain dengan kadarnya masing-masing, disitu ada ukuran dan aturan yang  mengakibatkan terwujudnya sesuatu. Adapun secara istilah, kadar dapat dipahami sebagai ilmu (teori) Allah, yang meliputi ukuran dan ketetapan (aturan). Oleh karena itu, tidak ada satupun, baik di langit ataupun bumi, kecil ataupun besar, kecuali akan terjadi atau berlaku sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

 

Seperti halnya dalam  lingkup akademik, ketika melakukan kegiatan prakikum di lab, tentunya akan ada banyak kadar/ ketentuan-ketentuan yang memang sudah ditetapkan oleh Allah tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keilmuan yang kita tekuni. Contohnya seperti unsur karbon, yang jika telah tepenuhi kadarnya/ ketetapannya, yaitu apabila karbon (arang) tersebut berada pada kondisi tekanan dan temperatur yang tinggi (pada suatu nilai tertentu), maka unsur karbon (arang) dapat berubah menjadi intan yang sangat indah. Namun, dengan kadar yang lain, karbon dapat berubah menjadi fullerene (C60) yang berharga tinggi. Lain pula halnya ketika larutan garam yang dapat terbentuk sesuai dengan kadarnya, yaitu pencampuran antara larutan asam dan basa. Atau seperti halnya pada pengerjaan tugas akhir,  ketika seseorang dalam penelitiannya berusaha untuk menemukan takaran/ kadar yang tepat untuk  dapat menghasilkan suatu  sampel material yang diharapkan sebagaimana tujuan dalam tugas akhirnya. Tentunya dengan maksud agar kadar terpenuhi, kemudian berusaha menggunakan berbagai macam parameter serta melakukan banyak percobaan, seperti pH, konsentrasi dopan, temperatur kalsinasi, dan tambahan modifier lainnya (kalau yang ini asli curhatan pribadi, hehe :D). Sehingga semua hal tersebut memang haruslah sesuai dengan kadar/ ketetapan, karena apabila usaha yang dilakukan kurang atau melebihi kadar/ ketetapan, maka apa yang diinginkan/ diharapkan pun tidak akan dapat kita temukan.

Oleh karena itu, tentunya ada kewajiban bagi masing-masing pribadi untuk beriman kepada qadar Allah. Agar kita menjadi lebih giat, aktif, memperbanyak ilmu pengetahuan, mencari kadar-kadar yang lainnya apakah terkait dengan keilmuan kita atau tidak. Karena siapapun yang tahu kadar akan sesuatu, akan mampu memanfaatkan dan menguasai sesuatu itu. Sehingga pada akhirnya, diharapkan agar masing-masing dari pribadi ini dapat menjadi orang yang dapat paling bermanfaat bagi kehidupan sekitar.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (H.R. Bukhari).

4 pemikiran pada “Karena segala sesuatu sudah ada kadarnya…

Tinggalkan komentar